BENARKAH BENTUK PERUT IBU HAMIL MENUNJUKKAN JENIS KELAMIN BAYI? MITOS ATAU FAKTA?

Ketika kehamilan semakin membesar, tak sedikit ibu dan keluarga yang gemas berspekulasi: “Kalau perutnya tinggi berarti anak perempuan” atau “perut rendah pasti laki-laki.” Pernyataan semacam itu sudah turun-temurun dan sering terdengar dalam obrolan ringan antar ibu hamil. Tapi benarkah hal itu bisa dijadikan patokan? Apakah bentuk perut ibu memang bisa memprediksi jenis kelamin bayi, atau itu sekadar mitos belaka?
ASAL USUL MITOS DAN KEYAKINAN POPULER
Cerita menyebut bahwa jika perut ibu terlihat tinggi dan menonjol ke depan seperti “buah melon”, maka akan membawa anak perempuan. Sebaliknya, kalau perut lebih melebar atau lebih rendah, maka diyakini akan lahir anak laki-laki. Ada versi lain yang menyebut “bawahan perut” sebagai ciri laki-laki dan “bawahan atas” sebagai ciri perempuan. Ide ini terus dipopulerkan dari generasi ke generasi sebagai ramalan ringan, hiburan, atau tradisi.
Namun, ketika ilmuwan dan dokter mulai memeriksa data, keterkaitan antara bentuk perut dan jenis kelamin bayi tidak tampak konsisten.
BUKTI ILMIAH VS MITOS: APA KATA PENELITIAN?
Penelitian yang disusun secara sistematis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang konsisten dan signifikan antara bentuk perut ibu hamil dan jenis kelamin janin. Misalnya, sebuah studi yang dipublikasikan di PubMed meneliti apakah bentuk dan pola perut ibu berkaitan dengan jenis kelamin janin, hasilnya: fetal sex was not systematically related to the shape of the woman's abdomen (jenis kelamin janin tidak berkorelasi secara sistematis dengan bentuk perut ibu).
Situs-situs kesehatan yang kredibel juga menegaskan bahwa bentuk atau posisi bump (perut hamil) lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik lain — seperti tinggi badan ibu, bentuk tubuh sebelum hamil, tonus otot perut, posisi janin dalam rahim, jumlah kehamilan sebelumnya — daripada jenis kelamin bayi.
Misalnya, Medical News Today menyebut bahwa penelitian ilmiah tidak mendukung cara-cara seperti melihat posisi bump untuk menentukan jenis kelamin janin. Healthline juga menjelaskan bahwa bagaimana ibu “membawa bump” lebih terkait dengan struktur tubuh masing-masing ibu, bukan janin laki-laki atau perempuan.
Ada juga penelitian dari Iran yang menganalisis beberapa karakteristik fisik ibu hamil, termasuk bentuk perut, dalam kaitannya dengan jenis kelamin bayi. Mereka menemukan bahwa bentuk perut ibu (abdomen shape) tidak memiliki korelasi signifikan dengan jenis kelamin anak.
KENAPA MITOS INI SULIT DISINGKIRKAN?
- Mitos bentuk perut sebagai “petunjuk” jenis kelamin bayi tetap bertahan karena ada beberapa elemen psikologis dan pengamatan selektif:
- Konfirmasi selektif: Orang cenderung mengingat ketika tebakan mereka tepat (misalnya, “perut tinggi = perempuan, benar!”) dan melupakan banyak kali tebakan yang salah.
- Variasi tubuh individual: Dua ibu hamil dengan kondisi janin dan usia kehamilan yang sama bisa memiliki perut yang sangat berbeda bentuknya — karena faktor postur tubuh, jumlah lemak, otot perut, dan posisi janin.
- Daya tarik tradisi dan cerita turun-temurun: Mitos seperti ini lebih “ringan”, mudah diceritakan, dan sering tidak dimintai bukti.
METODE ILMIAH YANG VALID MENENTUKAN JENIS KELAMIN
Jika ibu dan keluarga sangat ingin tahu jenis kelamin bayi sejak dini, ada metode ilmiah yang jauh lebih dapat diandalkan dibanding ramalan dari bentuk perut:
- USG anatomi (biasanya antara minggu ke-18 hingga 22) — dapat melihat secara visual organ genital luar janin dengan cukup akurat bila posisi janin memungkinkan.
- Tes DNA bebas sel (cfDNA / NIPT) — analisis darah ibu yang bisa mendeteksi fragmen DNA janin, termasuk kromosom seks (X atau Y) sejak usia kehamilan sangat awal.
- Amniosentesis atau CVS (Chorionic Villus Sampling) - metode invasif, biasanya dilakukan jika ada indikasi medis, tidak hanya untuk menentukan jenis kelamin, tetapi untuk memeriksa kelainan kromosom.
KESIMPULAN: FAKTA ATAU MITOS?
Kisah “perut ibu hamil menunjukkan jenis kelamin bayi” sejauh ini lebih cocok dikategorikan sebagai mitos daripada fakta medis. Banyak penelitian menunjukkan tidak ada dasar ilmiah kuat yang mendukung klaim tersebut. Bentuk dan posisi perut ibu hamil dipengaruhi oleh banyak variabel individual yang jauh lebih berpengaruh dibanding jenis kelamin janin.
Namun, prediksi ringan ini tetap punya tempat sebagai hiburan dan topik perbincangan ringan di antara keluarga dan sahabat. Tapi kalau benar-benar ingin tahu, metode medislah yang paling dapat dipercaya.
---
Referensi Ilmiah & Sumber Kredibel
1. Fetal sex was not systematically related to the shape of the woman’s abdomen — studi di PubMed mengenai kehamilan dan bentuk abdomen.
2. Medical News Today, artikel “Signs you are having a boy or girl: Myths vs. facts.”
3. Healthline, “Baby Gender Predictions: Fun Old Wives’ Tales.”
4. MyLo Family, artikel “Baby Girl Belly vs Baby Boy Belly: Demystifying …”
5. Studi dari Iran tentang karakteristik fisik ibu hamil dan korelasinya dengan jenis kelamin bayi.