MAKE A RESERVATION
Home > Articles & Publication > MENGENAL PRE-EKLAMSIA

MENGENAL PRE-EKLAMSIA

by. Admin
15 April 2024
MENGENAL PRE-EKLAMSIA

Kehamilan adalah perjalanan yang penuh tantangan, kebahagiaan, dan kadang-kadang, kekhawatiran. Salah satu masalah kesehatan yang dapat muncul selama kehamilan adalah pre-eklamsia, sebuah kondisi serius yang mempengaruhi tekanan darah dan organ dalam tubuh ibu hamil. Preeklampsia yang tidak segera diatasi dapat berlanjut menjadi eklampsia/ kejang, yang tentu akan berakibat buruk bagi ibu dan bayi. Artikel ini akan menjelaskan apa itu pre-eklamsia, gejalanya, faktor risiko, serta cara pengelolaannya.

Apa itu Pre-Eklamsia?

Pre-eklamsia adalah kondisi medis yang terjadi selama kehamilan dan ditandai dengan tekanan darah tinggi yang tidak normal dan kerusakan organ, terutama ginjal dan hati. Kondisi ini biasanya muncul setelah kehamilan memasuki minggu ke-20. Jika tidak ditangani dengan cepat, pre-eklamsia dapat menyebabkan komplikasi serius baik bagi ibu maupun janin yang belum lahir.

Gejala Pre-Eklamsia

Beberapa gejala yang mungkin muncul pada pre-eklamsia termasuk:

1. Tekanan darah tinggi: Tekanan darah yang konstan di atas 140/90 mm Hg.

2. Proteinuria: Kehadiran protein dalam urine, yang dapat dideteksi melalui tes urin.

3. Pembengkakan: Terutama di wajah, tangan, kaki, dan pergelangan kaki.

4. Sakit kepala parah terutama bagian depan yang tidak hilang dengan istirahat.

5. Gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur atau sensitivitas terhadap cahaya.

6. Nyeri ulu hati, mual, & muntah yang parah: Terutama yang tidak terkait dengan masalah pencernaan lainnya.

7. Produksi urine berkurang

FAKTOR RISIKO

Penyebab preeklampsia masih menjadi perdebatan. Salah satu teori penyebabnya adalah karena terjadinya kebocoran plasma.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya pre-eklamsia meliputi:

1. Kehamilan pertama : bu yang mengalami kehamilan pertama memiliki risiko lebih tinggi.

2. Riwayat pre-eklamsia : Jika ibu pernah mengalami pre-eklamsia pada kehamilan sebelumnya, risiko terjadinya kembali lebih tinggi.

3. Usia : Risiko pre-eklamsia meningkat pada ibu hamil yang berusia di bawah 20 tahun atau di atas 40 tahun.

4. Obesitas : Ibu yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) tinggi memiliki risiko lebih tinggi.

5. Kehamilan kembar : Risiko pre-eklamsia lebih tinggi pada ibu yang hamil dengan bayi kembar atau lebih.

6. Riwayat keluarga : Jika ada anggota keluarga yang menderita pre-eklamsia, risiko ibu hamil juga meningkat.

Pengelolaan Pre-Eklamsia

Pengelolaan pre-eklamsia tergantung pada tingkat keparahannya dan usia kehamilan. Langkah-langkah yang mungkin diambil oleh dokter untuk mengelola pre-eklamsia termasuk:

1. Pemantauan teratur : Memantau tekanan darah, proteinuria, dan gejala lainnya secara teratur.

2. Istirahat : Memiliki istirahat yang cukup sangat penting untuk mengurangi tekanan pada tubuh.

3. Diet sehat : Menerapkan diet seimbang dengan membatasi asupan garam dan mengonsumsi makanan sehat.

4. Obat-obatan : Dokter dapat meresepkan obat untuk menurunkan tekanan darah atau mencegah kejang.

5. Kelahiran : Jika kondisi sangat serius, dokter mungkin akan merekomendasikan persalinan, terutama jika kehamilan sudah mencapai tahap lanjut.

Kesimpulan

Pre-eklamsia adalah kondisi serius yang mempengaruhi tekanan darah dan organ dalam tubuh selama kehamilan. Penting bagi ibu hamil untuk mengenali gejalanya dan mendapatkan perawatan medis yang tepat untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Dengan pemantauan yang tepat dan perawatan yang sesuai, risiko terjadinya komplikasi dapat dikurangi, sehingga memastikan kehamilan berjalan dengan lancar dan aman bagi ibu dan bayi yang belum lahir.

Read other articles & publications:
SEBERAPA PENTING MENJAGA TUBUH TERHIDRASI SELAMA HAMIL?
Tentu, menjaga tubuh terhidrasi selama keh...
TES POSTCOITAL (SERI PEMERIKSAAN KESUBURAN PRIA)
Tes postcoital, atau disebut juga tes post...
TES DNA FRAGMENTASI
Tes DNA fragmentasi merupakan salah satu ...