MAKE A RESERVATION
Home > Articles & Publication > MENYUSUI ITU TECHNICALLY OR NATURALLY?

MENYUSUI ITU TECHNICALLY OR NATURALLY?

by. Admin
07 June 2021
MENYUSUI ITU TECHNICALLY OR NATURALLY?

"Susui bayi di masing-masing payudara selama 20 menit untuk memastikan bayi mendapatkan lemak ASI"

Sering mendengar hal ini bunda? Atau pernah mendapat saran serupa?

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, ternyata saran tersebut tidak bisa diterapkan sama pada setiap ibu.

Sering kita mendengar para ibu disarankan untuk menyusui bayi mereka di payudara selama beberapa menit (seringkali 20 menit) untuk memastikan bayi mendapatkan lemak ASI.

Meskipun hal ini adalah saran yang maksudnya baik, namun sebenarnya kurang sesuai atau tidak berlaku bagi semua ibu. Dari dulu para ibu sering diberitahu untuk menyusui selama beberapa menit di masing-masing payudara dan kemudian berhenti. Kenyataannya, hal ini menimbulkan banyak kesulitan dan membingungkan bagi ibu ketika disadari bahwa bayi perlu menghabiskan waktu lebih lama pada salah satu payudara.

Ya, memang benar kandungan lemak ASI bisa berbeda dan berubah. Penjelasan sederhananya, gumpalan lemak ASI itu teksturnya lebih kental, jadi butuh waktu lebih lama untuk melepaskannya dan bergerak ke bawah menuju puting. Tapi yang perlu diluruskan bahwa semua ASI itu berlemak dan berharga, hanya saja memang bayi bisa memperoleh ASI dengan kandungan lemak lebih tinggi saat ibu menyusukan lebih lama.

Yang tak kalah penting untuk dipahami juga adalah bahwa ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi kandungan lemak ASI.

Pertama, payudara masing-masing ibu memiliki kapasitas penyimpanan yang berbeda. Artinya, dari ibu satu ke ibu yang lain, dan bahkan dari payudara kiri ke payudara kanan, terdapat jumlah ASI yang berbeda sehingga saran agar menyusu harus selama waktu tertentu mungkin sesuai untuk seorang bayi, namun belum tentu sesuai untuk bayi lainnya.

Dan sebenarnya masih ada lagi faktor lain yang berperan, tetapi dari penjelasan di atas kita dapat melihat bahwa mematok waktu tertentu pada saat menyusui di setiap payudara itu tidak masuk akal, terutama bagi bayi yang berat badannya sulit naik.

Jika kita tetap menyusui bayi di masing-masing payudara dengan patokan waktu tertentu, dapat membuat bayi mengantuk dan mengisap dengan cara yang tidak efektif, sehingga justru sulit mendapatkan lemak ASI yang diinginkan.

Maka solusinya, ketika ibu merasa bayi mulai malas mengisap atau mengantuk, pindahkan ke payudara kedua yang masih lebih penuh sehingga bayi kembali aktif menyusui dengan jumlah yang lebih banyak karena hal ini juga menentukan kenaikan berat badan bayi.

Pada akhirnya, yang dapat kami simpulkan bahwa dalam proses menyusui bayi, ikutilah naluri ibu dan fitrah bayi tentang berapa lama yang mereka inginkan di setiap payudara secara alami.

Namun, waspada juga bagi bayi yang terdapat tanda kecukupan ASInya kurang (dari jumlah dan warna BAK), maka VOLUME ASI atau banyaknya ASI yang diminum adalah yang paling penting. Jadi susui secara aktif dan usahakan pengosongan payudara dengan menawarkan payudara kedua saat dirasa tegukan melambat dan/atau bayi mulai mengantuk dan tidak menyusu dengan antusias.

Pelajaran penting di sini adalah terkadang hal yang bersifat teknis bukan menjadi jaminan sebagai solusi terbaik. Ketika kita terlalu terpaku pada sesuatu yang bersifat technically, kita justru melupakan hal yang sifatnya naturally. Dalam hal ini insting seorang ibu menjadi kurang peka dalam mengenali kebutuhan dan fitrah bayi. Bandingkan dengan ibu-ibu jaman dahulu yang belum terkena era medsos dan arus informasi yang deras. Saat mereka menyusui bayinya, yang mereka lakukan hanya mengandalkan insting. Yaitu susui sesering dan semau bayinya. Mereka tak mengenal aturan tentang menyusu minimal 20 menit atau sekian menit di tiap payudara. Yang mereka lakukan adalah menyusui sampai bayinya kenyang.

Mempelajari sesuatu yang teknis itu boleh sekali. Tapi tak kalah penting kita juga perlu mengandalkan dan mengasah naluri alami kita sebagai ibu dalam mengasuh anak kita, apalagi naluri yang sudah tertanam kuat berlandaskan ilmu, iman, dan takwa.

Selamat mengASIhi, happy natural breastfeeding.

Sumber : https://www.instagram.com/p/CPxXaQbgjYG/?utm_medium=copy_link

Read other articles & publications:
MENGENAL PRE-EKLAMSIA
Kehamilan adalah perjalanan yang penuh tan...
TES POSTCOITAL (SERI PEMERIKSAAN KESUBURAN PRIA)
Tes postcoital, atau disebut juga tes post...
TES DNA FRAGMENTASI
Tes DNA fragmentasi merupakan salah satu ...