MAKE A RESERVATION
Home > Articles & Publication > HIPEREMESIS GRAVIDARUM

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

by. Admin
03 August 2017
HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Pada awal kehamilan atau selama trimester pertama, kurang lebih 10 minggu hampir 50-90% mengalami mual muntah “morning sickness”. Terdapat pendapat bahwa bahwa morning sickness melindungi embrio dengan menyebabkan wanita hamil muntah secara fisik dan kemudian menghindari makanan yang mengandung bahan kimia teratogenik dan abortifacient, terutama bahan kimia beracun di sayuran dengan rasa kuat, minuman berkafein dan alkohol (Flaxman dan Sherman, 2000). Namun, apabila mual muntah yang berat dapat sampai mempengaruhi kondisi ibu hamil.

Pengertian Hiperemsis gravidarum

Hiperemesis Gravidarum adalah dimana keadaan ibu hamil mengalami mual dan muntah yang sampai mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan dapat menimbulkan komplikasi atau membahayakan keadaan ibu hamil bahkan janin yang dikandungnya (Manuaba, 2010). Pada primigravida (kehamilan pertama) angka kejadian hyperemesis gravidarum sekitar 60-80%, sedangkan angka kejadian pada multigravida (hamil kedua atau seterusnya) sekitar 40-60%.

Secara umum, hyperemesis gravidarum dapat dikelompokkan menjadi 3, diantaranya:

1.Tingkatan I:

a.Muntah terus menerus sehingga menimbulkan : Dehidrasi menimbulkan turgor kulit turun, Nafsu makan berkurang, Berat badan turun, Mata cekung dan lidah kering.

b.Epigastrium nyerikarena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esofagus

c.Nadi meningkat dan tekanan darah turun

d.Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit

e.Tampak lemah dan lemas

2.Tingkatan II:

a.Dehidrasi semakin meningkat akibatnya : Turgor kulit makin turun, Lidah kering dan kotor, Mata tampak cekung dan sedikit ikteris

b.Kardiovaskuler: Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit, Nadi kecil karena volume darah turun, Suhu badan meningkat dan Tekanan darah turun

c.Liver : Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus

d.Ginjal : Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan Oliguria, Anurin, Terdapat timbunan benda keton aseton. Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan

e.Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya mukosa lambung pada sindrom mallory weiss.

Tingkatan III:

a.Keadaan umum lebih parah

b.Muntah berhenti

c.Sindrom mallory weiss

d.Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma

e.Kardiovaskuler : Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat

f.Gastrointestinal: Ikterus semakin berat dan terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam

g.Ginjal : Oliguria semakin parah dan menjadi anuria

Penyebab Hiperemesisi Gravidarum

Untuk penyebab pasti hyperemesis gravidarum masih belum diketahui. Berdasarkan beberapa teori, faktor biologis yang paling berperan yaitu akibat perubahan kadar hormon selama kehamilan.

1.Menurut teori terbaru, peningkatan kadar Human Chorionic Gonadotropin (HCG) akan menginduksi ovarium untuk memproduksi estrogen yang dapat merangsang mual dan muntah. Kejadian hyperemesis gravidarum meningkat dalam kondisi yang dikaitkan dengan tingginya kadar HCG dalam tubuh ibu, yaitu pada saat kehamilan kembar dan mola (kehamilan anggur), kehamilan janin perempuan.(Danzer et al., 1980; Goodwin et al., 1994; Askling et al., 1999; del Mar Melero-Montes dan Jick, 2000; Basso dan Olsen, 2001; Furneaux et al., 2001; James, 2001; Steier Et al., 2004).

2.Mual adalah salah satu efek samping pengobatan estrogen yang umum, mendukung hipotesis bahwa estrogen mungkin terkait dengan hyperemesis gravidarum. Estrogen memiliki efek pada beberapa mekanisme yang bisa memodulasi faktor penyebab hyperemesis gravidarum. Kadar estrogen tinggi menyebabkan waktu transit usus lebih lambat dan pengosongan lambung, dan mengakibatkan peningkatan akumulasi cairan yang disebabkan oleh peningkatan hormon steroid.

3.Perubahan pH di GIT dapat menyebabkan manifestasi infeksi Helicobacter pylori subklinis, yang dapat dikaitkan dengan gejala gastrointestinal. Berdasarkan penelitian dari 95% pasien hyperemesis gravidarum diuji positif untuk H. pylori dibandingkan dengan 50% pada kelompok kontrol (Bagis et al., 2002). Mereka juga menemukan kepadatan H. pylori yang secara signifikan lebih tinggi pada antrum lambung dan korpus pada pasien hyperemesis gravidarum. Kepadatan H. pylori dapat dikaitkan dengan tingkat keparahan gejala dan mungkin merupakan penjelasan untuk perbedaan antara 'morning sickness' biasa dan hyperemesis gravidarum yang parah. Meskipun infeksi H. pylori telah diamati lebih sering pada pasien dengan hyperemesis gravidarum, kebanyakan asimptomatis.

4.Imunologi Selama kehamilan, perubahan sistem kekebalan tubuh dan sel dimediasi terjadi. Mungkin aspek yang paling penting dari perubahan ini adalah untuk melindungi janin dan desidua dari gangguan oleh sistem kekebalan tubuh ibu. Telah disarankan bahwa perubahan respons kekebalan fisiologis terhadap kehamilan menyebabkan gangguan terkait kehamilan. Sesuai dengan hipotesis ini, hyperemesis gravidarum telah dianggap sebagai hasil dari sistem kekebalan tubuh yang overaktif, yang sebagian dapat dikaitkan dengan sintesis hormon kehamilan.

5.Motilitas lambung dan usus menurun selama kehamilan menyebabkan waktu transit usus dan kolon lambat serta pengosongan lambung lambat hal ini juga dapat menyebabkan mual.

6.Konflik psikologi, kebencian terhadap kehamilan atau ambivalensi wanita yang tidak siap untuk menjadi ibu karena ketidakdewasaan kepribadian, ketergantungan ibu yang kuat, dan kecemasan dan ketegangan yang berkaitan dengan kehamilan juga dapat mengakibatkan mual.

Dampak Hiperemesis gravidarum

1.Pada ibu hamil : dehidrasi, ganguan metabolik, berat badan turun dan karbohidrat pun akan habis terpakai untuk kebutuhan energi.

2.Pada hasil kehamilan : berat lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur dan malformasi janin.

Pencegahan dan Penanganan Hiperemesis gravidarum

1.Agar mual muntah tidak berlebihan, ibu hamil disarankan makan dalam jumlah kecil namun sering, diet tinggi karbohidrat, rendah protein dan rendah lemak, hindari suplementasi besi untuk sementara. Harus banyak mengkonsumsi buah dan sayur seperti ayam, kentang, sawi, lobak, kembang kol yang mengandung vitamin B6, hindari makanan yang berlemak tinggi.

2.Minum air putih setiap 30 menit sebelum dan sesudah makan. Banyak minum air putih untuk mengganti cairan yang telah hilang akibat sering mual dan muntah.

3.Atasi mual dengan minum jahe hangat, hindari makanan yang berminyak dan berlemak, makanan sebaiknya disajikan panas atau sangat dingin, bagi yang tidak bermasalah dengan kadar gula dalam darah, dianjurkan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung gula.

4.Untuk mengurangi muntah, pijatlah bagian titik muntah dengan menggunakan ibu jari selama 10-15 menit

5.Namun, bila ibu terus muntah, segera periksakan diri ke dokter. Penanganan yang akan dilakukan dokter di antaranya:

a)Pemberian obat

Dokter akan memberikan obat-obatan yang dianggap perlu, seperti antihistamin, vitamin B1 dan B6. Pada kasus yang lebih berat harus dirawat di rumah sakit.

b)Isolasi

Ibu akan dirawat di ruangan yang tenang dengan pencahayaan cukup, sampai muntah berhenti dan nafsu makan kembali.

c)Penjelasan psikologis.

Jika masalahnya bersifat psikologis, maka selesaikan segera. Setelah kondisi psikis ibu stabil, dengan sendirinya hyperemesis gravidarum akan terhenti.

Read other articles & publications:
SEBERAPA PENTING MENJAGA TUBUH TERHIDRASI SELAMA HAMIL?
Tentu, menjaga tubuh terhidrasi selama keh...
MENGENAL PRE-EKLAMSIA
Kehamilan adalah perjalanan yang penuh tan...
TES POSTCOITAL (SERI PEMERIKSAAN KESUBURAN PRIA)
Tes postcoital, atau disebut juga tes post...