MAKE A RESERVATION
Home > Articles & Publication > ANTARA BABY BLUES, MENYUSUI, DAN PERAN AYAH DALAM PARENTING ISLAM

ANTARA BABY BLUES, MENYUSUI, DAN PERAN AYAH DALAM PARENTING ISLAM

by. Admin
26 April 2022
ANTARA BABY BLUES, MENYUSUI, DAN PERAN AYAH DALAM PARENTING ISLAM

Seri Dakwah Parenting Islam

Seorang Ibu curhat, tentang kasus baby blues yang pernah hinggap padanya saat kelahiran anak ke-4 (sekarang anaknya udah 5), di mana ketidakperanan suami sangat mempengaruhinya, hingga terpikir ingin bunuh diri loncat dari mobil saat melaju kencang di jalan raya.

Ini berawal dari suami yang kurang perhatian, jarang pulang dengan alasan kesibukan pekerjaan dan urusan lainnya di luar kota, kekhawatiran hadirnya wanita lain tanpa sepengetahuannya, saat persalinan pun tanpa pendampingan suaminya, sehingga berefek ASI seret dan Oksitosin sang hormon cinta penghasil ASI ngedrop bebas karena ibu yang banyak pikiran, galau, stress dan akhirnya memicu gejala baby blues.

Sebelum menuduh atau menilai si ibu lemah iman, mari kita simak bersama tulisan berikut terlebih dahulu ya..

Secara ilmu Laktasi, menyusui langsung itu seharusnya berbanding lurus dengan berkurangnya resiko terkena baby blues dan gejala lanjutannya.

Hal ini terjadi karena saat menyusui langsung, secara ilmiah terjadi pelepasan hormon-hormon ASI yaitu baik hormon prolaktin, oksitosin dan celocytokinin yang juga membantu melepaskan hormon anti stress, anti nyeri dan memberikan sensasi relaksasi yang membuat seseorang merasakan rileks, santai, dan secara hormonal menjadikan sifat seseorang menjadi lebih keibuan dan peka terhadap bayinya.

Namun kenyataannya ada beberapa ibu yang justru merasakan sulitnya perjuangan menyusui langsung terutama di awal-awal kelahiran bayinya, sehingga resiko di atas tetap mengancam tingkat kewarasan sang ibu yang memicu terjadinya baby blues.

Nah, di sini kita tidak akan bicara tentang peran laki-laki sebagai suami ya, tapi perannya sebagai ayah bayi. Yup, Ayah bayi.

Sebagai contoh, peran utama ayah dalam menjamin hak ASI bayinya sudah diatur dalam Al Qur'an surat Al Baqarah 233:
"Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf".

Di sini jelas Alloh memilih kata 'Ayah' dan 'Ibu', bukan 'suami' dan 'istri' dalam hal nafkah karena memang peran Ayah sangatlah penting sebagai booster Oksitosin si Ibu sehingga produksi ASI lancar dan hak anak terpenuhi dengan memenuhi nafkahnya (makan dan pakaian) dan dengan cara yang ma'ruf (baik) pula.

Jelas sekali ya, bahwa peran Ayah ASI itu paling utama untuk membuat ibu bayi nyaman, tenang, pikiran bahagia, hormon oksitosin lancar jaya sebagai Implikasi cara yang ma'ruf ini.

Dan tentu saja berlaku juga di masa-masa sebelumnya yaitu pada masa kehamilan dan persalinan.

Cara kerja hormon Oksitosin saat hamil dan bersalin sama dengan saat menyusui, dapat melancarkan proses persalinan dan melunakkan jalan lahir.

Jika seluruh Ayah di dunia paham akan tugasnya ini dan berusaha memenuhinya dengan menghadirkan diri sebagai tanggung jawabnya menjamin kesejahteraan generasi penerusnya mulai dari masa hamil, persalinan, lanjut nafkah bayi berupa hak ASInya sempurna 2 tahun sebagai bentuk takwa sami'na wa atho'na atas perintah Alloh Subhanahuwata'la,
maka resiko terjadinya baby blues dan gejala lanjutannya InsyaAlloh tak akan terjadi.

Jika kita perluas lagi, bagaimanakah sebenarnya urusan generasi penerus ini dalam Islam? Siapakah pemegang tanggung jawab utamanya sejak awal pembentukannya?

Jawabannya ada pada Ayah. Bahkan sejak dia akan menjadi calon Ayah pun sudah diatur, yaitu dari menyeleksi dan memilih bibit terbaiknya dimulai dari pemilihan calon ibu, kemudian lanjut sejak ijab qabul, doa akan jima' dibacakan, dan sperma menembus sel telur hingga terjadi kehamilan.

Kemudian selanjutnya dalam menjaga dan merawatnya pun masih Ayahlah pemegang kuncinya ketika istri hamil, melahirkan, hingga pemenuhan hak ASI bayi dan pengasuhan/parentingnya. Ini ayat-ayat Alloh dalam Al Qur'an serta hadits lho yang bicara, bahkan jauh sebelum muncul berbagai seminar pengasuhan/parenting.

Jadi, Peran Ayah ini sangat luarrr biasa posisinya dalam melahirkan dan menumbuhkan generasi penerus, bukan sekedar memikirkan pola pengasuhan saja, tapi kehadirannya sejak awal pembentukan, kelahiran, penyusuan hingga menyapih ini sebagai parenting paling dasar yang wajib dipenuhi.

Maka, benarlah agama Islam ini agama yang sempurna mengatur segalanya. Jika aturan-Nya ditinggalkan, maka kerusakan di dunia inilah resikonya, sebagaimana disampaikan oleh Ust Bendri Jaisyurrahman, bahwa negeri ini hampir kehilangan Ayah. A fatherless country. Padahal semangat Quran mengenai pengasuhan justru mengedepankan AYAH sebagai tokoh utamanya.

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah Rahimahullahu- dalam kitab Tuhfatul Maudud berkata :
"Jika terjadi kerusakan pada anak, penyebab utamanya adalah AYAH"

Maka dari itu, untuk lebih memahaminya, mari kita simak beberapa pemaparan berikut bagaimana peran-peran utama AYAH dan CALON AYAH sejak dini dalam menyiapkan generasi:

1. Sejak awal perintah memilih pasangan hidup yang baik lebih ada pada laki-laki, sang calon Ayah.
“Rasululloh bersabda, nikahkanlah kamu sekalian kepada wanita yang banyak anak, sebab sesungguhnya aku berbangga akan banyaknya kalian (umat yang banyak).
(HR. Imam ibn Majah, An-Nasai, Abu Dawud)

2. Saat terjadi pernikahan, ijab qabul dilakukan, maka seorang laki-laki (calon Ayah) telah melakukan perjanjian Agung di hadapan Alloh yang merupakan satu dari 3 perjanjian agung yang disebutkan dalam Al Quran.
"Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami istri. Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat." [QS. An Nisa (4): 21]

3. Saat akan jima' (hubungan suami istri), perintah membacakan doa perlindungan dari godaan setan dan memohon rejeki yang berkah ada pada laki-laki. Sementara wanita boleh membaca dan atau cukup mengaminkan.

Rasulullah bersabda: "Apabila salah seorang mereka akan menggauli istrinya, hendaklah ia membaca:
“Bismillah. Allahumma jannabnassyoithona wa jannabissyaithona maa rozaqtanaa” (Bismillah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami). Sebab jika ditakdirkan hubungan antara mereka berdua tersebut membuahkan anak, maka setan tidak akan membahayakan anak itu selamanya." (Shahih Muslim No.2591)

4. Saat terjadi pembuahan dan menjadi calon bayi, sperma yang jumlahnya jutaan itu berlomba menembus sel telur yang hanya diam di tempat, dan sperma terbaiklah yang menang hingga menjadi janin dan bayi.

Al Quran surat al-Mu'minun ayat 12-14. ''Dan, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan segumpal darah. Lalu, segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu, tulang belulang itu Kami bungkus daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain ...."

5. Saat bayi lahir, otomatis nasab anak akan langsung ikut ke Ayah kandungnya, di mana baik dan buruknya Ayah akan ikut ke anaknya, pun sebaliknya.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang siapa menisbatkan dirinya kepada selain ayah kandungnya padahal ia mengetahui bahwa itu bukanlah ayah kandungnya, maka diharamkan baginya surga”
[HR. Bukhari, Shahih Bukhari Kitab Faraid]

6. Masa penyusuan, sebagaimana ilustrasi di atas, kewajiban menyusui memang ada pada Ibu karena perangkatnya ada pada ibu, tapi yang WAJIB menjamin hak ASI anaknya sempurna 2 tahun adalah Ayahnya, baik itu dari ibu kandungnya atau ibu susuan, dan warisnya pun wajib melanjutkan.
"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Al Baqoroh : 233)

7. Pengasuhan/parenting di dalam Al Quran, dialog orang tua dengan anak terdapat 17 tempat yang tersebar di 9 surat dan 14 di antaranya adalah dialog antara AYAH dengan anak.

Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:
1. QS. Al Baqarah 130 - 133 memuat kisah dialog Nabi Ibrahim As dengan ayahnya dan dialog Nabi Ya'qub As dengan anaknya.
2. QS. Al An'am : 74 memuat kisah dialog Nabi Ibrahim As dengan ayahnya.
3. QS. Hud : 42 - 43 memuat kisah dialog Nabi Hud As dengan anaknya.
4. QS. Yusuf : 4 - 5 memuat kisah dialog Nabi Yusuf As dengan ayahnya.
5. QS. Yusuf : 11 - 14 memuat kisah dialog Nabi Ya'qub As dengan anaknya.
6. QS. Yusuf : 16 - 18 memuat kisah dialog Nabi Ya'qub As dengan anaknya.
7. QS. Yusuf : 63 - 67 memuat kisah dialog Nabi Ya'qub As dengan anaknya.
8. QS. Yusuf : 81 - 87 memuat kisah dialog Nabi Ya'qub As dengan anaknya.
9. QS. Yusuf : 94 - 98 memuat kisah dialog Nabi Ya'qub As dengan anaknya.
10. QS. Yusuf : 99 - 100 memuat kisah dialog Nabi Yusuf As dengan ayahnya.
11. QS. Maryam : 41 - 48 memuat kisah dialog Nabi Ibrahim As dengan ayahnya.
12. QS. Al-Qashash : 26 memuat kisah dialog Syaikh Madyan dengan anak perempuannya.
13. QS. Luqman : 13 - 19 memuat kisah dialog Luqman dengan anaknya.
14. QS. Ash-Shaffat : 102 memuat kisah dialog Nabi Ibrahim As dengan anaknya, Ismail.

Sampai di sini, masihkah para Ayah dan calon Ayah yang mengaku muslim belum sadar peran dan posisinya dalam menyiapkan generasi penerus umat mulai dari awal pembentukan, kelahiran, penyusuan dan pengasuhannya?
Sudah siapkah bekalmu? Sudah kau laksanakankah dan penuhi aturan agamamu karena Alloh ta'ala?

Wallahu 'alam.

By : Team Da'wah Yayasan Askar Ramadhan bidang Kesehatan dan Parenting

Read other articles & publications:
TES POSTCOITAL (SERI PEMERIKSAAN KESUBURAN PRIA)
Tes postcoital, atau disebut juga tes post...
TES DNA FRAGMENTASI
Tes DNA fragmentasi merupakan salah satu ...
TES KRIPTORKIDISME UNTUK PEMERIKSAAN KESUBURAN PRIA
Tes kriptorkidisme memegang peran penting ...