APA ITU MEKONIUM?
Mekonium adalah feses (tinja) pertama bayi yang baru lahir, yang kental, lengket, dan berwarna hitam kehijauan. Mekonium terbuat dari cairan ketuban, lendir, lanugo (rambut halus menutupi tubuh bayi), empedu, dan sel-sel yang berasal dari kulit dan saluran usus. Feses bayi biasanya berubah dari mekonium ke tinja kuning kehijauan dalam 4 – 5 hari. Mekonium yang berwarna hitam pekat menandakan usus bayi baru lahir berfungsi dengan baik.
Mekonium merupakan zat yang mengisi usus bayi di dalam rahim dan dibuang dalam satu sampai dua hari pertama kehidupannya setelah dilahirkan. Hal ini dijelaskan oleh dokter anak di Beverly Hills, Lauren Crosby, MD., FAAP., seperti dikutip dari What to Expect.
Ada beberapa karakteristik mekonium yang bisa dikenali, yaitu:
1. Tidak berbau
Biasanya, feses identik dengan aroma yang tidak sedap. Namun, kalau mekonium tidak memiliki bau. Hal ini bisa terjadi karena mekonium masih steril alias belum terjamah oleh bakteri-bakteri di usus bayi.
Bakteri umumnya baru akan muncul ketika bayi mulai mendapat asupan ASI atau susu formula setelah ia lahir.
2. Terdapat bulu-bulu halus
Komposisi mekonium terdiri dari zat-zat yang ditelan bayi selama ia berada dalam rahim, seperti air, cairan ketuban, lendir, pembuangan dari empedu, dan sel-sel kulit. Jadi, jangan kaget jika melihat ada rambut pada mekonium. Rambut-rambut halus yang menutupi tubuhnya sendiri juga bisa tertelan oleh bayi.
3. Dikeluarkan oleh bayi dalam waktu 24 jam
Kemungkinan besar, bayi akan mengeluarkan mekonium pertama kali dalam waktu 24 jam sejak kelahirannya. Pada beberapa keadaan, mekonium bisa tidak keluar dalam 24 jam pertama usia bayi.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan mekonium keluar lebih dari satu hari, yaitu gangguan usus, feses tersumbat, atau kelainan pada saluran cerna, misalnya atresia ani. Dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan jika mekonium tidak kunjung keluar dalam waktu 48 jam pertama setelah bayi dilahirkan.
Setelah bayi mulai menyusu, mekonium akan menghilang dan kotoran bayi mulai berubah. Jika sebelumnya feses bayi berwarna hijau gelap dan cenderung hitam, warnanya dapat berubah menjadi cokelat kehijauan.
Setelah itu, bayi akan mulai mengeluarkan kotoran kekuningan dengan aroma yang menyengat dan tekstur yang lebih encer.
Sebanyak 90 persen neonatus mengeIuarkan mekonium pada 24 jam pertama dan sisanya dalam 36jam. Pada hari ketiga atau keempat mekonium akan berubah warna tergantung seberapa dini pemberian susu dan susu apa yang digunakan. Semakin cepat usus bayi dirangsang, semakin cepat terjadi motilitas usus sehingga pengeluaran mekoniurn dapat lebih cepat. Pengeluaran mekonium yanglebih cepat berdampak pada berkurangnya kejadian ikterus fisiologis.
Sekitar sepertiga bayi pada hari ketiga sampai kelima kehidupan mengalami kuning fisiologis. Bilirubin serum pada saat lahir 1.8-2.8 mg/dl. Kadar ini meningkat beberapa hari kemudian sampai lebih dari 5 mg/dl hingga timbul gambaran kuning di kulit. Bayi kuning lebih sering terjadi dan lebih berat pada bayi yang tidak mendapatkan cukup asi. Di sinilah peran inisiasi menyusu dini sangat penting karena kolostrum yang keluar pada jam-jam pertama setelah kelahiran bersifat laksatif yang membantu pengeluaran mekonium sehingga bilirubin dikeluarkan bersama pup pertama bayi. Maka para ibu hamil hendaknya mempersiapkan payudaranya sedini mungkin sejak masa kehamilan agar ketika bayi lahir bisa mendapatkan kolostrum untuk membantu pengeluaran mekonium.
Sumber :
https://aplikasi-indonesia.com/kamuskesehatan/Mekonium
https://kumparan.com/kumparanmom/istilah-parenting-mekonium-pada-bayi-baru-lahir-apa-artinya-1xO6bBlmv0B
https://www.alodokter.com/yuk-berkenalan-dengan-mekonium-dan-risiko-penyakit-di-baliknya
https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-mekonium-feses-pertama-bayi-yang-bisa-berbahaya
