MAKE A RESERVATION
Home > Articles & Publication > IMD UNTUK IBU DAN BAYI (Part 1): Apa itu Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

IMD UNTUK IBU DAN BAYI (Part 1): Apa itu Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

by. Admin
11 January 2021
IMD UNTUK IBU DAN BAYI (Part 1): Apa itu Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Karena pada dasarnya bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri, asalkan dibiarkan terjadi kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara.

Sejak disadari bayi baru lahir dapat merangkak ke arah payudara, menemukan puting susu, kemudian menyusu sendiri, kita semua -orang tua, ibu, ayah, bahkan tenaga kesehatan- sangat terpesona menyaksikan keajaiban ini. Bayangkan, selama berpuluh-puluh tahun, baik tenaga kesehatan maupun orang tua berpendapat bahwa bayi baru lahir tidak mungkin dapat menyusu sendiri. Kita berpikir untuk mendapatkan ASI pertama kalinya, kita harus membantu bayi dengan memasukkan putting susu ke mulut bayi atau menyusuinya. Padahal, bayi baru lahir belum siap menyusu sehingga jika ibu menyusui bayi untuk pertama kali, kadang ia hanya menjilat dan melihat puting susu, bahkan kadang menolak tindakan yang mengganggunya ini. Sebenarnya, saat dilahirkan, bayi mungkin lebih mengerti akan hal ini dari pada ibu dan kita.

Ada beberapa ‘intervensi’ yang dapat mengganggu kemampuan alami bayi untuk mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya. Di antaranya, obat kimiawi yang diberikan saat ibu melahirkan bisa sampai ke janin melalui ari-ari dan mungkin menyebabkan bayi sulit menyusu pada payudara ibu. Kelahiran dengan obat-obatan atau tindakan, seperti operasi Caesar, vakum, forcep, bahkan perasaan sakit di daerah kulit yang digunting saat episiotomy dapat pula mengganggu kemampuan alamiah ini. Dianjurkan juga kepada tenaga kesehatan untuk menyampaikan informasi IMD pada orang tua dan keluarga sebelum melakukan IMD. Juga dianjurkan untuk menciptakan suasana yang tenang, nyaman dan penuh kesabaran untuk memberi kesempatan bayi merangkak mencari payudara ibu atau ‘The Breast Crawl’

Beberapa Penelitian Tentang Inisiasi Menyusu Dini

1. DR. Lennart Righad dan seorang bidan Margareta Alade, 1990

Penelitian dilakukan terhadap 72 pasangan ibu-bayi baru lahir. Ke-72 ibu-bayi ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang lahir normal dan dengan obat-obatan (tindakan).

Kelompok yang lahir normal dibagi dua lagi. Berikut ini hasilnya :

a. Bayi yang begitu lahir, tali pusatnya dipotong, dikeringkan dengan cepat. Setelah itu, segera diletakkan di dada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi ke kulit ibu dibiarkan setidaknya 1 jam. Pada usia sekitar 20 menit, bayi mulai merangkak kearah payudara dan dalam usia 50 menit, ia menyusu dengan baik.

b. Kelompok bayi yang lahir normal tanpa obat-obatan, tetapi langsung dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang, diukur, dan dibersihkan, hasilnya 50% bayi tidak dapat menyusu sendiri.

c. Bayi yang lahir dengan obat-obatan atau tindakan, segera setelah lahir diletakkan di dada ibu dengan kontak kulit ke kulit, hasilnya tidak semuanya dapat menyusu sendiri. Yang mencapai payudara ibunya pun, umumnya menyusu dengan lemah.

d. Bayi yang lahir dengan obat-obatan dan segera dipisahkan dari ibunya maka tidak ada satupun yang dapat menyusu sendiri.

e. Kemampuan bayi merangkak mencari payudara bertahan beberapa minggu.

f. Pada bayi yang dibiarkan menyusu sendiri, setelah berhenti menyusu baru dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang dan diukur. Pada usia 10 jam saat bayi diletakkan kembali di bawah payudara ibunya, ia tampak dapat menyusu dengan baik.

2. Sose dkk CIBA Foundation, 1978

Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara saat kontak ibu-bayi pertama kali terhadap lama menyusui. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini dengan meletakkan bayi dengan kontak kulit ke kulit setidaknya satu jam, hasilnya dua kali lebih lama disusui. Pada usia 6 bulan dan 1 tahun, bayi yang diberi kesempatan untuk menyusu dini, hasilnya 59% dan 38% yang masih disusui. Bayi yang tidak diberi kesempatan menyusu dini tinggal 29% dan 8% yang masih disusui di usia yang sama.

3. Fika dan Syafiq, journal Kedokteran Trisakti, 2003

Penelitian di Jakarta-Indonesia ini menunjukkan bayi yang diberi kesempatan untuk menyusu dini, hasilnya delapan kali lebih berhasil ASI Ekslusif.

4. Dr.Karen Edmond, 2006

Peneliti-peneliti dari Inggris di bawah pimpinan Dr. Karen Edmond melakukan penelitian di Ghana terhadap hampir 11.000 bayi dipublikasikan di jurnal pediatrics (30 maret 2006). Judul penelitiannya “Menunda Permulaan / Inisiasi Menyusu Meningkatkan Kematian Bayi”.

Berikut hasil penelitiannya :

a. Penelitian di Ghana melibatkan 10.947 bayi yang lahir antara Juli 2003 sampai Juni 2004

b. Jika bayi diberi kesempatan menyusui pasca satu jam pertama dengan dibiarkan kontak kulit ke kulit ibu (setidaknya selama satu jam) maka 22% nyawa bayi di bawah 28 hari dapat diselamatkan.

c. Jika mulai menyusu pertama, saat bayi berusia di atas dua jam dan di bawah 24 jam pertama, tinggal 16% nyawa bayi dibawahy 28 hari yang dapat diselamatkan.

Menyelamatkan Satu Juta Bayi dengan Inisiasi Menyusu Dini

Dari hasil penelitian dalam dan luar negeri tersebut, ternyata inisiasi menyusu dini tidak hanya menyukseskan ASI Ekslusif. Lebih dari itu, terlihat hasil yang nyata, yaitu menyelamatkan nyawa bayi. Oleh karena itu, menyusu di satu jam pertama bayi baru lahir sangat berperan dalam menurunkan angka kematian bayi. Menyusu pada satu jam pertama menyelamatkan satu juta nyawa bayi.

Faktanya dalam satu tahun, 4 juta bayi berusia 28 hari meninggal. Jika semua bayi di dunia segera setelah lahir diberi kesempatan menyusu sendiri dengan membiarkan kontak kulit ibu ke kulit bayi setidaknya selama satu jam maka satu juta nyawa bayi ini dapat diselamatkan.

(Bersambung ke tulisan berikutnya : Keuntungan dari IMD)

Sumber :

1. Roesli U, Inisiasi Menyusu Dini plus ASI Ekslusif, cetakan ke-1, Pustaka Bunda, Jakarta. 2008:3-31.

2. Suradi R, Tobing P, Manajemen Laktasi, cetakan ke-2, Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia, Jakarta. 2004: 1-5.

3. Buku panduan Peserta,pelatihan asuhan persalinan Normal Bahan tambahan Inisiasi menyusu Dini, JNPK-KR/POGI dan IDAI dengan dukungan dari USAID. 2007.

4. Nakao Y, Moji K, Honda S, Oishi K. Diunduh 3 Maret 2009. Initiation of Breasfeeding within 120 minutes after birt is associated with breasfeeding at four month among Japanese women : A Self-administratered questionnaire survey. 2008. Tersedia dalam :http://www.internationalbreasfeedingjournal.com/c...

5. Khanna K, timely Initiation of Breasfeeding within 1 st hour of birth giving the best chance of life and health. International Baby Food Action Network (IBFAN)-Asia.2007:2-5.

6. Grup FB Tanya ASI (Thinker Parents and Gentle Parenting)

Read other articles & publications:
TES POSTCOITAL (SERI PEMERIKSAAN KESUBURAN PRIA)
Tes postcoital, atau disebut juga tes post...
TES DNA FRAGMENTASI
Tes DNA fragmentasi merupakan salah satu ...
TES KRIPTORKIDISME UNTUK PEMERIKSAAN KESUBURAN PRIA
Tes kriptorkidisme memegang peran penting ...